Surabaya – Dalam kegiatan Multi Stakeholder Forum 2022, bangun sinergi berintegritas bersama menuju Jawa Timur Bangkit, Wakajati Jatim Bpk. Firdaus, SH. MH. ikut serta hadir dalam rangka mempererat komunikasi dan sinergi antara PLN Groub Jawa Timur dan Para Pemangku Kepentingan termasuk Kejati Jatim, Kamis (12/5/2022).
Acara ini digelar PLN, PJB, dan BUMN Untuk Indonesia kebutuhan listrik di Jatim juga diikuti jajaran stakeholder. Mulai dari Kejati Jatim yang diwakilkan oleh Wakajati, Gubernur Jatim, Perwakilan Pangdam V Brawijaya, Perwakilan Kapolda Jatim, hingga pengusaha, dan lembaga swadaya masyarakat, organisasi massa keagamaan.
PT PLN (Persero) memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat untuk kebutuhan layanan listrik bagi industri dan warga Jawa Timur. Saat ini daya listrik di Jatim sebesar 5.800 MW dengan beban puncak mencapai 6.000 MW. Sedangkan pasokannya sebesar 8.800 MW, artinya terjadi surplus sekitar 2.800 MW.
Memenuhi kebutuhan industri di Jawa Timur, PLN terus mendorong. Upaya ini dengan memenuhi kebutuhan listrik untuk kepentingan kawasan industri. “Terkait kebutuhan listrik untuk industri, PLN masih siap,” tegas Lasiran.
Cadangan kebutuhan listrik itu, lanjut Lasiran bahwa pelaku industri tidak usah khawatir. Bahwa perkembangan industri sangat aman. “Kami menjamin kebutuhan listrik untuk industri di Jatim,” kata Lasiran.
Potensi surplus listrik di wilayah Jawa Timur mencapai 5.000 Mega Watt (MW) pada tahun 2021, atau meningkat sekitar 3.000 MW dari surplus saat ini yang mencapai 2.000 MW. Surplus diprediksi setara dengan beban puncak listrik di Jatim yang saat ini yang mencapai 6.000 MW.
Rencanannya PLN membangun empat pembangkit. Berada di Grati, Pasuruan dengan kapasitas 450 MW, lalu di Tanjung Awar-awar, Tuban kapasitas 350 MW, ditambah dua pembangunan pembangkit baru lainnya di Perak sebesar 500 MW dan Gresik kapasitas 800 MW, sehingga totalnya akan ada tambahan daya sebesar 2.100 MW.
Dengan adanya tambahan daya ini artinya PLN sangat siap menghadapi pertumbuhan industri ke depan yang bisa memicu pertumbuhan ekonomi Jatim.
Saat ini daya listrik di Jatim yang ada sebesar 5.800 MW dengan beban puncak mencapai 6.000 MW, sedangkan pasokannya sebesar 8.800 MW, artinya terjadi surplus sekitar 2.800 MW yang kemudian disalurkan ke Jawa Tengah.
Ia mengatakan, jika pembangunan itu sesuai target, surplus listrik Jatim sebesar 2.000 MW yang saat masih dialirkan ke Jawa Tengah akan kembali digunakan di Jatim.
“Rencananya, PLN Distribusi Jawa Tengah baru bisa menyuplai kebutuhan listrik di daerahnya, karena saat ini memiliki proyek pembangunan listrik kapasitas total mencapai 2.000 MW,” katanya.